Rabu, 09 September 2015

Asal Muasal Kata Zombie

Hasil gambar untuk zombie
















Ada yang tahu dengan sosok Alice? Atau anda pernah dengar nama Rick Grimes? Yup, keduanya adalah karakter utama dalam film dan serial yang bercerita tentang mayat hidup. Dalam setiap filmnya, Alice selalu menampilkan aksi yang memukau untuk mengalahkan zombie. Sedangkan Rick begitu hebat dalam strategi dan kepemimpinannya untuk bertahan hidup bersama sekelompok kawanannya dari gangguan para walker.
Nah jika anda memang pecinta film dan serial zombie, berikut ini akan kita bahas tentang asal muasal kata zombie. Yuk langsung kita simak.
















Dari mana zombie berasal?

Sangat umum untuk melacaknya dari film karya George Romero berjudul Night of the Living Dead yang dibuat 1968. Dalam film itu, kata zombie belum diperkenalkan dan merupakan adaptasi lepas dari novel vampir Richard Matheson, I am Legend, yang berkisah tentang manusia terakhir yang berusaha menemukan obat untuk memusnahkan virus vampir.

Namun sejarah film zombie sebenarnya bisa dilacak lebih dalam lagi, tepatnya pada tahun 1932 ketika film White Zombie karya Victor Halperin diputar. Dalam White Zombie, ada penjelasan yang cukup ‘melelahkan’ tentang apa itu zombie untuk penonton Amerika. Pasalnya, itu diadaptasi menjadi budaya populer dari kepercayaan Haiti dan tujuh wilayah di bawah kekuasaan Prancis di Karibia.

Ada spekulasi bahwa kata zombie berasal dari bahasa-bahasa Afrika Barat, dzumbi yang berarti mayat dalam bahasa Mitsogo di Gabon, dan nzambi berarti ‘jiwa dari orang yang telah meninggal’ dalam bahasa Kongo.

Orang-orang Afrika ini membawa kepercayaannya. Namun hukum Prancis ketika itu mengharuskan budak untuk berpindah menjadi Katolik. Kemudian, yang muncul adalah serangkaian kepercayaan yang rumit, mencampurkan unsur tradisi yang berbeda, seperti: Voodoo di Haiti, Obeah di Jamaika, dan Santeria di Kuba.

Lantas apa arti sebenarnya dari zombie? Di Martinique dan Haiti, itu adalah kata umum untuk hantu atau segala penampakan yang menyeramkan di malam hari. Tetapi artinya secara bertahap berubah karena pengaruh kepercayaan bahwa penyihir bisa membangkitkan orang yang sudah mati menjadi budak pribadi dengan sihir yang kuat.

Zombie pada dasarnya adalah hasil logis dari ‘menjadi budak’ yang hidup tanpa keinginan, tanpa nama, dan terjebak dalam hidup semu di mana mereka bekerja tanpa henti.

Kebangkitan orang-orang mati negara-negara kerajaan di Utara terobsesi dengan Voodoo di Haiti dengan satu alasan yang kuat. Kondisi di koloni-koloni Prancis sangat memprihatinkan, tingkat kematian budak sangat tinggi sehingga pemberontakan akhirnya meruntuhkan penguasa mereka pada 1791.

Negara Haiti (awalnya bernama Saint Domingue) berdiri, menjadi negara republik kulit hitam pertama yang kemudian menjadi awal dari perang revolusi berkepanjangan pada 1804.

Dari situ, Haiti selalu dicitrakan sebagai tempat yang penuh dengan kekerasan, hal-hal gaib, dan kematian, karena keberadaannya merupakan sebuah penghinaan bagi kerajaan-kerajaan Eropa, Pada abad ke 19, laporan tentang kanibalisme, persembahan manusia, dan ritual mistis yang berbahaya di Haiti selalu diberitakan.

Barulah pada abad ke 20, setelah Amerika mengambil alih Haiti pada 1925, kisah-kisah ini mulai mengerucut pada zombie. Pasukan Amerika berusaha secara sistemik untuk menghapus pekercayaan adat Voodoo, yang tentu saja malah membuat mereka menjadi lebih kuat.

Kemunculan film White Zombie pada 1932 sangat berperan karena bertepatan pada akhir kependudukan AS di Haiti (pasukan Amerika pulang pada 1934). Amerika datang ke Haiti untuk ‘memodernisasi’ sebuah negara yang dianggap terbelakang – tetapi malah membawa pulang kepercayaan ‘primitif’ ke negara mereka.

Majalah-majalah picisan Amerika pada 1920 dan 1930 banyak membuat dongeng-dongeng tentang mayat hidup yang penuh dendam memanjat keluar dari kubur dan memburu pembunuh mereka. Dulu mereka banyak dicitrakan sebagai hantu yang tak berwujud, tetapi sekarang mereka digambarkan dengan bentuk mayat membusuk yang keluar dari pemakaman Haiti.

Cerita-cerita fiksi murahanlah yang pada akhirnya membawa zombie menjadi panutan supernatural Amerika. Dua penulis yang berpengaruh pada akhir abad 20 tidak hanya berkunjung ke Haiti tetapi -- secara sensasional – mengklaim bahwa mereka bertemu dengan zombie sesungguhnya. Ini bukan hanya sensasi gothic yang imajinatif, tetapi kata mereka, zombie betul-betul nyata.


Film AS, White Zombie, tahun 1932 adalah film pertama yang mengeksplorasi mitos zombie – film itu diikuti oleh film-film lain seperti I Walked With a Zombie pada 1943.


Seorang penulis travel, wartawan, pemabuk, dan juga peneliti hal-hal mistis William Seabrook berkunjung ke Haiti pada 1927 dan menulis The Magic Island yang bercerita tentang perjalanannya. Di Haiti dia ikut dalam ritual Voodoo dan mengklaim telah dirasuki oleh dewa-dewa. Kemudian dalam sebuah bab berjudul “Orang mati yang bekerja di kebun tebu” dia bercerita tentang zombie: segera setelah dia menyebut zombie, orang lokal bergegas mengajaknya ke perkebunan milik perusahaan gula Amerika-Haiti dan memperkenalkannya dengan zombie yang bekerja pada malam hari.

“Mereka bekerja dengan brutal, seperti robot. Mata mereka paling menakutkan. Tampak seperti mata orang mati. Tidak buta, tetapi meratap, tidak fokus, tidak melihat.”

Seabrook panik sesaat, menyadari bahwa semua takhayul yang dia dengar benar adanya. Tetapi, penjelasan rasional muncul di kepalanya: mereka pada kenyataannya adalah “orang miskin bodoh yang terpaksa bekerja keras di ladang”. Bab ini kemudian menjadi dasar film White Zombie dan Seabrook sering mengklaim bahwa dialah yang memperkenalkan kata zombie ke budaya Amerika.

Penulis lainnya yang berpengaruh adalah novelis kulit hitam Zora Neale Hurston. Banyak penulis pada periode 1920-1930 tertarik pada Haiti sebagai model dari kemerdekaan kaum kulit hitam dan sebuah kampanye menolak kependudukan AS.

Huston lebih konservatif dan menilai bahwa kependudukan AS adalah hal yang baik. Yang juga cukup mencengangkan, Hurston yang belajar menjadi antropolog profesional, pergi untuk meriset Hoodoo di New Orleans (Voodoo versi Afrika-Amerika) dan menghabiskan beberapa bulan di Haiti menjadi pendeta Voodoo.

Kemudian pada buku travel tentang Haiti berjudul Tell My Horse (1937), Hurston tidak hanya bercerita bahwa zombie adalah nyata, tetapi bahwa “saya mendapat pengalaman langka untuk melihat dan menyentuh kasus otentik. Saya mendengar serak suara keluar dari kerongkongannya, dan saya melakukan apa yang tidak orang lain lakukan sebelumnya: memotretnya.”
Foto zombie bernama Felicia Felix-Mentor memang menyeramkan. Setelah pertemuannya itu, Hurston bergegas meninggalkan Haiti karena percaya bahwa komunitas voodoo rahasia berniat untuk meracuninya.

Hurston dimaki karena kesimpulannya yang dangkal dan buku itu kemudian menjadi sebuah hal yang memalukan baginya. Perempuan yang dia foto itu bisa jadi bukanlah zombie tetapi seseorang yang telah mengalami ‘kematian sosial’ karena dibuang oleh komunitasnya dan mungkin saja menderita gangguan mental.

sumber: BBC.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menambahkan bila ada yang kurang dan mengkoreksi bila ada yang salah. Terimakasih.